Rabu, 05 Oktober 2011

Resesi Gingiva

Resesi Gingiva atau Atrofi Gingiva

Menurut International Workshop for a Classification of Periodontal Disease and Conditions , resesi gingiva pada permukaan fasial, lingual dan interproksimal diklasifikasikan ke dalam  Kelaianan  Perkembangan Mukogingiva atau Kelainan Mukogingival yang Didapat dan Kondisi Disekitar Gigi (Development or Acquired Mucogingival Deformities and Conditions Around Teeth), dan resesi gingiva didefinisikan sebagai perpindahan margin gingiva dari cemento-enamel junction ke arah apikal. Definisi secara klinis, resesi adalah tereksposnya akar gigi karena pergeseran posisi gingiva kearah apikal. Resesi gingiva dapat mengalami peradangan tetapi dapat dalam keadaan normal kecuali posisi gingiva. Seperti atrisi gigi, resesi gingiva juga mencerminkan suatu perubahan dari anatomi normal, yang tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Resesi gingiva dapat terjadi secara lokal pada satu gigi (localized), pada beberapa (lebih dari satu) gigi, dan mengenai seluruh gigi (generalized).

Gigi insisif sentral mandibula mengalami resesi gingiva
(http://www.implantdentist.co.nz/procedures/14/)

Etiologi resesi gingiva adalah multifaktorial, yaitu sebagai berikut : 1) faktor trauma seperti cara menyikat gigi yang salah, trauma oklusal, piercing bibir, trauma saat berolahraga, faktor iatrogenic (rekonstruktif, periodontologi, konservatif, ortodontik, atau perawatan prostodontik); 2) faktor anatomi seperti malposisi gigi, kelainan bentuk gigi, erupsi gigi yang menyimpang, fenestrasi dan dehiscence tulang alveolar, jaringan margin gingiva tipis menutupi permukaan akar yang tidak memiliki vaskularisasi, tulang alveolar tipis (defisiensi tulang alveolar dapat karena struktur anatomi atau kelainan yang didapat), karakteristik mukosa berkeratin, perlekatan frenulum yang terlalu tinggi; 3) faktor fisiologis seperti pergerakan gigi akibat alat ortodonti; 4) faktor patologis seperti kerusakan akibat penyakit periodontal, resorpsi tulang yang dipicu oleh mikroba yang menyebabkan penyakit periodontal, plak dan kalkulus; dan 5) faktor umur.

Beberapa upaya dalam mengklasifikasikan resesi gingiva sudah dilaporkan dalam beberapa literatur. Sulivan dan Atkins (1968) (cited. Roberto) mengusulkan klasifikasi resesi gingiva berdasarkan lebar dan panjang resesi gingiva dan terbagi menjadi empat kelas yaitu resesi gingiva yang dangkal dan sempit (shallow-narrow), dangkal dan lebar (shallow-wide), dalam dan sempit (deep-narrow), dalam dan lebar (deep-wide). Miller (1985) (cited. Roberto) mengklasifikasikan resesi gingiva berdasarkan evaluasi jaringan gingiva dan periodontal menjadi empat tipe .
1.        Kelas I   :    Resesi pada marginal gingiva, dimana tidak melibatkan perbatasan mukogingiva (mucogingival junction). Pada kelas ini belum terjadi kerusakan jaringan periodontal (jaringan tulang atau jaringan lunak) pada area interdental. Tipe resesi ini dapat terlihat sempit atau lebar.
2.     Kelas II :    Resesi pada marginal gingiva, dimana melibatkan atau melewati perbatasan mukogingiva (mucogingival junction). Belum terjadi kerusakan jaringan periodontal (jaringan tulang atau jaringan lunak) pada area interdental.
3.     Kelas III  :  Resesi pada marginal gingiva, dimana melibatkan atau melewati perbatasan mukogingiva (mucogingival junction / MGJ). Terjadi kerusakan tulang dan jaringan lunak pada area interdental. Gigi mengalami malposisi.
4.    Kelas IV:    Resesi pada marginal gingiva, dimana melibatkan atau melewati perbatasan mukogingiva (mucogingival junction).  Terjadi kerusakan tulang dan jaringan lunak yang parah pada area interdental. Gigi mengalami malposisi.


Sumber :

  • Joss-Vassali I, Grebenstein C, Topouzelis N, Sculean A, Katsaros C. Orthodontic therapy and gingival recession: a systematic review. Orthod Craniofac Res 2010; 13:127-141
  • Eley, B. M. dan Manson, J.D. 1993. Riwayat Alami Penyakit Periodontal. Dalam Buku Ajar Periodonti. Penerjemah: Anastasia, S. Kentjana, S (Editor). Ed. Ke-2. Hipokrates. Jakarta. Hlm. 91
  • Carranza, F.A. dan Newman, M.G. 2006. Clinical Features of Gingivitis. Dalam Carranza’s Clinical Periodontology. Newman, Takkei, Klokkevold, Carranza (editor). Ed. ke-10. Saunders. Philadelphia. Hlm. 369
  • Kassab MM, Cohen RE. The etiology and prevalence of gingival recession, J Am Dent Assoc 2003; 134:220-225
  • Dilsiz A, Aydin T. Gingival Recession  Associated with Orthodontic Treatment and Root Coverage. J Clin Exp Dent 2010; 2(1):e30-3
  • Marini MG, Greghi SLA, Passanezi E, Sant’Ana ACP. Gingival Recession: prevalence, extension and severity in adults. J Appl Oral Sci 2004; 12(3):250-255
  • Sunnati, Masulili SL. Penutupan Akar Gigi Akibat Resesi Gingiva Dengan Graf Jaringan Ikat Subepitel. Maj Ked Gi 2008; 15(2): 207-212
  • Maravelakis H. Gingival recession: Etiology and risk evaluation for development during orthodontic treatment. Hellenic Orthodontic Review 2001; 4: 37-45.

1 komentar:

  1. mau tanya, kalo ga ada karang gigi, tapi ada resesi, brarti diagnosanya apa ya mbak? makasii..

    BalasHapus